2017 sudah berlalu begitu cepat dan tiada mampu
dipengaruhi oleh siapapun. Begitulah kenyataan pergantian tahun yang dirayakanb oleh segenap umat manusia seantero bumi. Gerbang Januari 2018 dipenuhi kilauan kembang api sahut menyahut bersaing
memamerkan keindahan gerak dan cahayanya.
Adakah hatimu berduka? di tengah
dentuman musik dan hidangan pesta yang tersaji menyambut tahun baru. Semua bersuka ria menyambutnya. Harapan baru di tahun baru, gerak baru lagu kehidupan baru di album " nasib " dengan ragam irama dan liriknya.
Ibarat sebuah pesta perkawinan pasangan yang dipaksa menikah begitulah kita dan tahun 2018. Wajah pasangan kita yang terpoles indah dengan gaun gemerlap. Ruang pesta dengan dekorasi trendy sesuai konsep dan tema. Mahligai fantastis, dan hidangan siap saji bagi para tamu undangan. Tua muda merayakan pesta pernikahan ini dengan penuh tawa. Beribu doa dipanjatkan agar kebahagiaan dan kejayaan senantiasa berbinar.
" Optimislah ! ", demikian salam dalam jabat tangan salah satu tamu kehormatan.
" Sebab siapa yang pesimis akan tersungkur dan hanya mampu gumamkan penyesalan dan keluhan. Tersenyumlah terus sebab airmata tak pernah mampu menyelesaikan persoalan hidup dan kemiskinan." lanjutnya.
Ibarat sebuah pesta perkawinan pasangan yang dipaksa menikah begitulah kita dan tahun 2018. Wajah pasangan kita yang terpoles indah dengan gaun gemerlap. Ruang pesta dengan dekorasi trendy sesuai konsep dan tema. Mahligai fantastis, dan hidangan siap saji bagi para tamu undangan. Tua muda merayakan pesta pernikahan ini dengan penuh tawa. Beribu doa dipanjatkan agar kebahagiaan dan kejayaan senantiasa berbinar.
" Optimislah ! ", demikian salam dalam jabat tangan salah satu tamu kehormatan.
" Sebab siapa yang pesimis akan tersungkur dan hanya mampu gumamkan penyesalan dan keluhan. Tersenyumlah terus sebab airmata tak pernah mampu menyelesaikan persoalan hidup dan kemiskinan." lanjutnya.
" Berdiri dan berjalanlah kedepan walau
berat langkamu sebab dalam diam ruang gelap tak pernah kau akan temukan cahaya.
Seperti kedipan lampu silih berganti di Pohon Natal demikianlah hidup dalam
suka dan duka yang terkadang memaksa kita harus berjalan atau menghentikan
langkah kita bahkan sering mengharuskan kita untuk berhenti dalam putaran waktu
yang lama.
" Inilah Hidup dan inilah Kenyataan ! " mengakhiri ucapan selamat.
Siapa yang hidup pasti memiliki kenyataan dan
kenyataan bukan hanya milik seseorang dalam kemutlakan. Yaa, seperti air yang tertiup
oleh angin menjadi gelombang lalu gelombang itu berlomba untuk membenturkan dirinya di bibir daratan
demikian pula manusia yang hanya terbuat dari tanah harus mengulum kenyataan
dan terbentur pada waktu.
Dari balik semak belukar aku melihat riuh
rendahnya suasana pesta, hidangan yang tak berkesudahan tersaji serta anggur merah mengkilat untuk bersulang membuat liurku menetes. Menetes tepat di pangkuanku, membuatku
terjaga dari hayalan kemewahan pesta. Menyadarkanku pada kenyataan sempit
tentang hidupku dan bukan hidupmu. Hidup yang terus tergerus waktu lalu waktu
menggerus kemolekanku. Hingga kemolekan ini akan berubah menjadi pudar dan pada
akhirnya tersimpan pada ruang pengap dan sempit.
Tiiidakkk!! Aku tak mau menjadi pudar
dan usang. Aku haruslah memiliki hikmat dalam warna yang pudar agar tiak pernah
usang. Bukankah hikmat hidup 1000 tahun ? Bukankah hikmat yang terbang ke
angkasa, berenang dan menyelam kedasar lautan, menjadi akar dan berbuah emas. Hikmat itu pernah membangun candi dan mengukir bintang dalam semalaman. Bukankah hikmat yang melukis wajah
perempuan cantik di dasar gunung dan menggugat matahari yang terlambat bangun.
Aku harus keluar dari semak belukar ini !.
Dan segera berjalan menemui hikmat agar dapat mendebat waktu yang selalu tersenyum dalam pongahnya. Dengan hikmat akan kutegur para bintang bintang yang dalam candanya selalu berakhir dengan pertempuran. Aku akan bertanya kepada matahari yang giat bekerja tetapi tetap miskin dan kepada bulan si buruk rupa tetapi dipuji dan tersanjung. Aku akan bertanya kepada laut yang berkulit gelap dan berlimpah harta, Apakah benar dengan cara yang kejam dan bengis kau peroleh hartamu ?
Dan segera berjalan menemui hikmat agar dapat mendebat waktu yang selalu tersenyum dalam pongahnya. Dengan hikmat akan kutegur para bintang bintang yang dalam candanya selalu berakhir dengan pertempuran. Aku akan bertanya kepada matahari yang giat bekerja tetapi tetap miskin dan kepada bulan si buruk rupa tetapi dipuji dan tersanjung. Aku akan bertanya kepada laut yang berkulit gelap dan berlimpah harta, Apakah benar dengan cara yang kejam dan bengis kau peroleh hartamu ?
" Hai belukar tunjukkan padaku dimana Sang
Hikmat berada? "
" Siapakah ibunya ? "
" Dimanakah Istana ayahnya ?"
Haruskah aku merayap untuk menemuinya atau berjubah lenan laiknya seorang pangeran walau tak miliki istana. Mengapa kau pun berdiam diri. Yaa, mungkin engkaupun sama seperti diriku. Terjebak di kesia-siaan, terombang-ambing di tengah ketidaktahuan hingga kokok ayam terdengar, Mungkin juga engkau tak berminat menjawab pertanyaanku. Percayalah, hal itu takkan membuat berang jiwaku sebab aku tahu engkau tak lebih dari diriku.
Hanya saja in jadi pertanda bagiku, Aku harus segera menyeretmu untuk pergi bersamaku mencari hikmat.
" Siapakah ibunya ? "
" Dimanakah Istana ayahnya ?"
Haruskah aku merayap untuk menemuinya atau berjubah lenan laiknya seorang pangeran walau tak miliki istana. Mengapa kau pun berdiam diri. Yaa, mungkin engkaupun sama seperti diriku. Terjebak di kesia-siaan, terombang-ambing di tengah ketidaktahuan hingga kokok ayam terdengar, Mungkin juga engkau tak berminat menjawab pertanyaanku. Percayalah, hal itu takkan membuat berang jiwaku sebab aku tahu engkau tak lebih dari diriku.
Hanya saja in jadi pertanda bagiku, Aku harus segera menyeretmu untuk pergi bersamaku mencari hikmat.
Selamat Tahun Baru 2018
" Semoga segalanya tetap baik dan nyaman "
" Semoga segalanya tetap baik dan nyaman "