Bahasa sanskerta menyebutnya Jiva atau Jiwa dalam Bahasa Indonesia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata jiwa yang memiliki roh didalamnya menyebabkan seseorang hidup dan bernyawa. Jiwa juga dapat bermakna sebagai seluruh kehidupan batin manusia seperti perasaan, angan-angan dan pikiran.
Dalam teologi, jiwa dipercaya akan tetap hidup terus walaupun tubuh (fisik) telah mengalami kematian. Jiwa akan menghadap sang penciptanya dan bertanggung jawab atas seluruh tindakan yang diakukannya selama masih memiliki tubuh. Kepercayaan Animisme, beranggapan bahwa benda-bendapun memiliki jiwa dan kemudian jiwa yang berasal dari benda-benda tersebut akan menyertai seseorang sesuai penghargaan seseorang terhadap benda tersebut. Jika rasa penghargaan itu kurang seperti tidak memberinya makan dalam bentuk sesajen maka jiwa yang ada pada benda itu akan marah memulai melakukan kerusakan.
Penggunaan istilah jiwa dan psyche seringkali dianggap sinonim dalam orientasinya namun ternyata kedua hal ini sangatlah berbeda. Orientasi jiwa lebih menunjukkan sifat metafisik yang dalam kajian agama, jiwalah yang melakukan pertimbangan berdasarkan akal dan budi seperti berpikir, berkontemplasi dan memutuskan segala sesuatu untuk dikerjakan. Psyche lebih berkonotasi kepada tindakan tubuh dengan menjalankan seluruh mekanisme tubuh sebagai mahluk hidup. Psyche memberikan masukan pertimbangan inderawi dan keseimbangan fungsi organ baik bagi organ yang bekerja secara otomatis maupun organ yang bekerja atas perintah akal.
Dalam teologi, jiwa dipercaya akan tetap hidup terus walaupun tubuh (fisik) telah mengalami kematian. Jiwa akan menghadap sang penciptanya dan bertanggung jawab atas seluruh tindakan yang diakukannya selama masih memiliki tubuh. Kepercayaan Animisme, beranggapan bahwa benda-bendapun memiliki jiwa dan kemudian jiwa yang berasal dari benda-benda tersebut akan menyertai seseorang sesuai penghargaan seseorang terhadap benda tersebut. Jika rasa penghargaan itu kurang seperti tidak memberinya makan dalam bentuk sesajen maka jiwa yang ada pada benda itu akan marah memulai melakukan kerusakan.
Penggunaan istilah jiwa dan psyche seringkali dianggap sinonim dalam orientasinya namun ternyata kedua hal ini sangatlah berbeda. Orientasi jiwa lebih menunjukkan sifat metafisik yang dalam kajian agama, jiwalah yang melakukan pertimbangan berdasarkan akal dan budi seperti berpikir, berkontemplasi dan memutuskan segala sesuatu untuk dikerjakan. Psyche lebih berkonotasi kepada tindakan tubuh dengan menjalankan seluruh mekanisme tubuh sebagai mahluk hidup. Psyche memberikan masukan pertimbangan inderawi dan keseimbangan fungsi organ baik bagi organ yang bekerja secara otomatis maupun organ yang bekerja atas perintah akal.