dan
makan di pinggan domba
Kehidupan seekor domba lebih mudah daripada kehidupan seekor singa. Domba hidup dan diberi makanan serta air untuk minum secara gratis oleh gembala mereka. Dilindungi dari pemangsa oleh gembalanya dan tidur di tempat perlindungan yang tidak dibangunnya. Domba menggemukkan diri oleh makanan para gembalanya, berkembang biak menjadi banyak melebihi jumlah singa yang ada.
Inilah kenyamanan ideal dari hidup yang menjadi pilihan orang sekeliling kita. Gambaran kenyamanan ideal ini setara.dengan kenyataan seseorang yang lahir dari keluarga yang kaya, dibesarkan dan dijaga oleh selusin dayang-dayang. sekolah dengan prioritas kelas utama, hidup bersenang-senang dan pada akhirnya nanti mati masuk surga.
Kenyamanan seperti domba dalam kandang penggembalaan ini telah mengikat domba dalam situasi yang sama dengan perbudakan. Jika domba dibesarkan dan menjadi gemuk tentulah ini akan menguntungkan gembalanya. Dalam tambunnya pikiranpun menjadi lebih lemah. Tubuhnya membutuhkan perlindungan lebih dari gembala. Sedemikian besar sehingga ia dapat bebas dari rantai fisik dan tidak pernah tersesat.
Milik domba adalah penghambaan seumur hidup - nyaman tetapi berakhir atas kehendak gembala.
Jaman ini telah melukis dengan jelas kisah domba dalam kandang jagalan, dimana satu persatu manusia berubah menjadi domba yang menghamba kepada gembalanya. Lukisan kesenangan diciptakan dan ulang-ulangi untuk menciptakan fantasi. Fantasi dikemas dalam bingkai ilmiah sebagai sebuah rumusan Kesuksesan. Yaa, sukses menjadi domba yang tambun dalam kandang jagal. Kesuksesan semu sebagai image yang kokoh bagi sebuah kerangka bangunan Kehormatan. Namun sayangnya, Kesuksesan dan Kehormatan ini tidak mampu membayar lunas Ruang dan Waktu sehingga status kepemilikan atas Kesuksesan dan Kehormatan tak pernah berubah. Hanya PINJAM - PAKAI.
Singa tak memiliki tuan.
Kawanan kecil di tengah tandusnya alam, tanpa bekal air minum harus berburu makanannya sendiri, mencari tempat tinggalnya sendiri dan bebas berkeliaran di mana saja. Singa tidak membutuhkan siapapun untuk membuka pintu gerbangnya dan mungkin ini yang disebut dengan LIAR. Perburuan dialam tak akan menambah lemak ditubuhnya, cabikan dan sobekan daging yang dimakan tak pernah cukup untuk menambah lemak di dada dan pantatnya. Singa hidup tanpa rumusan Kesuksesan dan Kehormatan sebab dialam sana tak ada penonton atau pengagum yang akan bertepuk tangan untuk hasil kerjanya. Apalagi berharap untuk mendapatkan murid yang secara sukarela diserahkan oleh orangtuanya untuk di didik berburu. Singa lahir hanya untuk berbakti kepada kehidupannya yang mungkin juga tak diingininya tetapi bebas dari perhambaan dunia. Lahir dalam kawanan kecil, belajar bertahan hidup, memiliki kawanan kecil dan berkembang biak lalu berakhir di belantara tandus.
Raja tak bertuan dengan mahkota semu, meluput derita dibalik otot.
Tak punya lidah bagi garam atau gula
tak punya tuan maupun puan:
perut dan matahari hanyalah waktu; hidup tak kenal takdir
alam bak sekolah tanpa seragam, tanpa peringkat, tanpa ijazah.
nikmat tak pernah ke lidah, hanya tetesan peluh dalam darah.