MATERI & SPIRIT

Rangkaian pelajaran pada minggu ini adalah Torah dengan bacaan “Bereishit” ; adalah pembukaan Kitab Kejadian ( 1:1) . Kata-kata terkenal sebagai dasar dan akhir dari segala sesuatunya :

"Pada mulanya, Allah menciptakan langit dan bumi."

Kalimat ini menyatakan bahwa Tuhan menciptakan roh dan materi, dengan pemahaman jelas bahwa Tuhan bukanlah roh maupun materi. Ini terbuktikan di kehidupan nyata bahwa roh atau spirit tanpa materi adalah absolut materi. Absolut materi yang bersatu dengan roh/spirit akan hidup, berevolusi dan mati.

Materi terikat dalam berbagai unsur labil yang saling mengikat dan melepaskan, membangun dan merusak, mendukung dan menolak, disebut Bentuk. Roh atau spirit kekal dan abadi, memberi hidup, memberi rasa, memberi akal dan nafas. Manusia sebagai mahkuk yang lengkap dalam Materi dan Spirit akhirnya mampu mengenali semua hasil ciptaan Tuhan. Manusia mampu memahami akan keabadian dan kesucian hidup, harapan hidup dan memilih untuk hidup dengan cara yang benar.

Materi atau tubuh atau bentuk, dalam unsur dasarnya mampu mencerap segala kenyataan alam melalui inderawi sekaligus menolak semua persepsi inderawi atas kenyataan alam. Sebaliknya, spirit atau jiwa adalah media sekaligus wadah penyimpanan hasil karya akal budi yang diberikannya kepada materi. Jiwa yang statis dan bersih harus mampu menerima proses materi yang inkonsistensi dan rapuh hingga materi dengan segala unsur pendukungnya melakukan aksi tolak-menolak untuk berpisah satu sama lainnya. Inilah Kematian.

Kematian hanyalah perpisahan Materi dari Spirit. Materi kembali pada unsur-unsur dasarnya dan spirit akan membawa pulang pengalaman panjangnya berkelana di alam ciptaan Allah.  

MANUSIA CITRA ILAHI

Manusia dalam proses penciptaan sesuai Alkitab, merupakan “gambar” (צלם, tselem) Allah. Pernyataan gambar dalam berbagai diskusi di abad pertama hingga abad pertengahan yang dilakukan oleh para filsuf menghasilkan berbagai intepretasi yang berbeda. Salah satu contoh, filsuf Moses Maimonides mengatakan bahwa itu .. "intelek ilah yang bergabung dengan manusia ... bahwa dia adalah 'dalam gambar Tuhan dan kemiripannya, bukan Tuhan itu sendiri… yang memiliki tubuh atau memiliki bentuk ”(1.1). Selanjutnya Maimonides mendefinisikan “gambar” atau citra sebagai wujud intelek abstrak dengan representasi fisik dari yang ilahi di bumi.
    
Menurut Profesor Alkitab Ibrani Dr Nicholas J. Schaser, di Kitab Kejadian 1 : 27 - 28 (|#). Para penulis Alkitab menggunakan tselem (צלם, tselem)  untuk menggambarkan patung-patung atau "berhala-berhala" dari tetangga politeistik mereka. Hal ini berkaitan dengan perintah Jahweh kepada orang Israel bahwa ketika mereka memasuki Kanaan mereka harus “ mengusir semua penduduk… dan menghancurkan semua gambar (צלם, tselem) lebur mereka ” (Bil. 33:52). Tetangga atau penduduk di sekeliling Kanaan adalah bangsa yang menempatkan gambar atau patung tuangan  ke dalam kuill mereka sehingga para penyembah dapat tunduk pada representasi dewa  dewi di bumi.

Dalam sebuah teks Mesir yang disebut Memphite Theology, dewa superior, Ptah, memerintah untuk dibangun berhala bagi dewa-dewa lainnya sehingga mereka memiliki “tubuh” untuk dihuni di kuill mereka: “[Ptah] mendirikan kuil [dewa], ia membuat tubuh mereka menurut untuk keinginan mereka. Dengan demikian, para dewa masuk ke dalam tubuh mereka dari setiap kayu, setiap batu, setiap tanah liat ”(AEL 1.59-60).

Mengapa sedemikian rumit sebuah proses penciptaan manusia ?

Pertanyaan seorang anak kecil kepada ibunya, “ Untuk apa saya lahir ke dunia ? ” mungkin sangat sederhana namun jawabannya tentu tidak dapat sama sederhananya dengan pertanyaan itu. Para filsuf dan rabi Yahudi pernah bersentuhan dengan kesederhanaan pertanyaan ini. Setara dengan pandangan Maimonides, “ intelek abstrak “ maka dibelakang pertanyaan sederhana tadi akan menyusul pertanyaan yang tidak lagi sederhana. Jika manusia itu merupakan representasi Tuhan dalam “Bentuk” ( tubuh ), Intelektual ( Akal ) untuk apa manusia diciptakan yang pada akhirnya menyulitkan diriNya sendiri ?.

Para kabalist berabad yang lalu mengubur dalam-dalam dokumen mereka tentang  penciptaan manusia dengan pendekatan spiritualitas. “ Tuhan memberi Bentuk dan Akal dalam dimensi Ruang dan Waktu dengan kekuasaan mutlak sedang manusia menerima Bentuk dan Akal pada dimensi Ruang dan Waktu dengan spiritualitas. ”  
Jika proses penciptaan manusia dikatakan rumit, tidak bagi Tuhan tetapi rumit untuk manusia. Manusia menemukan gambar dirinya harusnya melalui pendekatan spiritualitas agar mampu menjabarkan “ intelektual abstrak “ milik sang Ilahi. Manusia secara pribadi harus menemukan citranya sendiri. Citra dirinya atas kahadiran dirinya di muka bumi sebagai Amanat Agung Sang Ilahi.

Bukankah Tuhan mengenali diri kita sejak dari pembentukan tulang kita di rahim ?    
Sanggupkah diri kita menjadi satu karya agung milik Tuhan di kehidupan ini ?

TINDAKAN INSPIRASIONAL

Inspirasi berartiti ilham yang ada pada pikiran manusia dan akhirnya melekat pada jiwa atau hati manusia. Inspirasi biasanya justru datang ketika ada rangsangan dari luar diri manusia. Secara umum, pengertian inspirasi diartikan sebagai suatu proses yang mendorong manusia atau merangsang pikiran manusia untuk melakukan suatu tindakan, terutama untuk melakukan tindakan yang berhubungan dengan sesuatu yang kreatif. Inspirasi ini biasanya dirangsang untuk melakukan tindakan setelah kita melihat, mendengar atau merasakan sesuatu yang ada di sekitar kita, terutama sesuatu yang menyentuh.
Menginginkan inspirasi pada musim liburan, menyendiri di kejauhan hiruk pikuk kota, meditasi dan berdoa bisa jadi sangat bermanfaat dan tepat  untuk menemukan inspirasi. Hal demikian memang tak jarang menjadi tindakan yang kuat untuk menyelasaikan masalah yang ada atau mendapat petunjuk untuk mewujudnyatakan gagasan dalam suatu tindakan. Inspirasi merupakan akar dari segala upaya mulai membenahi ruang makan, karya sastra hingga menguasai dunia dan alam semesta.

Menemukan inspirasi mestinya dilakukan dengan mengambil kehidupan material anda yang tidak kekal lalu menghubungkannya dengan sesuatu yang kekal. Hal ini adalah upaya untuk mencairkan ketegangan antara dunia materi dan spirit untuk digabungkan menjadi satu.

Dunia materi seperti tubuh yang bersifat sementara namunn nyata adanya sedangkan jiwa yang kekal namun tidak nyata, tanpa penggabungan kedua unsur tadi mustahil merupakan sebuah kenyataan.         

Banyak orang menafsirkan ini bahwa mereka harus membebaskan lebih banyak momen dalam kehidupan mereka untuk kegiatan yang abadi dan spiritual misalnya, daripada bekerja sepuluh jam sehari, mereka harus pulang lebih awal dan menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga. Ada pula yang berusaha  mengubah tempat kerja untuk menjadi sebuah kekekalan seperti meletakkan kotak amal di ruang kerja. Meskipun mungkin tampak seperti sikap memaksa namun itu dapat menjadi pengingat di tengah-tengah kesepakatan keuangan bahwa hal-hal lain masih lebih penting.

Dunia materi dalam batasan waktu yang dimilikinya sepantasnya merupakan High Holidays bagi spirit yang kekal tak berujung. Menciptakan kenyataan spiritual yang tinggi saat masih berada dalam dunia materi merupakan sebuah tindakan inspirasional dalam mengubah dan menyempurnakannya, Inilah kemuliaan yang tercipta saat jiwa masih berdiam di dalam tubuh.

PERJANJIAN di KEABADIAN

Berbagai peristiwa dalam kehidupan yang menantang adalah hal yang tak mungkin luput dari pengalaman manusia. Sebahagian orang lebih rentan mengalami persoalan kehidupan yang harus dijalaninya bahkan harus mengakhiri sendiri hidupnya. Sebahagian lagi mampu bertahan dan terus berjuang mengatasi persoalan yang ada sampai dirinya tak ada lagi.

Kemelut hidup yang terjadi dalam kehidupan manusia merupakan hal yang biasa oleh karena semua individu yang bernafas harus melewati kemelut hidupnya sendiri. Sebagaimana ia datang sendiri, ia pun harus mengatasinya sendiri. Eksistensi manusia (Drake: Fortune 2001) menjelaskan tentang manusia bahwa keunikan manusia terletak pada kemampuannya menggunakan akal -budi sebagai benteng pertahanan diri. Lebih unik dari dirinya adalah, seperangkat akal budi yang menjadi bekal dari Ketiadaan menjadi Ada lalu Ketiadaan itu Ada. Jika mengacu pada pandangan filsuf abad pertengahan tadi, apakah arti hidup untuk seorang manusia ? Untuk apa ia bersusah payah yang pada akhirnya ia tak akan dikenali lagi.?

Kehadiran seorang manusia ibarat sebuah rencana pembangunan rumah yang petakan lahan tempat bangunan itu berada telah tersedia, batu untuk pondasi, kayu dan segala perlatan untuk membangun sudah tersedia. Rencana pembangunan ini siap untuk dikerjakan dan hanya menunggu seorang mandor yang akan tiba untuk membangunnya. Dengan penuh Ketulusan pemilik bangunan itu berkata kepada mandor itu,  “ Bangunlah bagimu sebuah rumah untuk engkau diami dan perbuatlah itu seindah pandangan matamu. Milikilah tanah dan bangunan itu namun sediakan satu kamar bagiKu untuk berdiam semalam didalam rumahmu,”.    

Kesepakatan mandor dan tuannya adalah kesepakatan sangat pribadi sifatnya. Sang Tuan dengan penuh rasa tanggung jawab menyiapkan segala sesuatunya untuk mandor yang akan tiba. HIngga seperti tak pernah adil kesepakatan ini. Untuk sebuah bangunan megah yang akan dibangun, pemiliknya hanya berharap mendapatkan satu kamar sebagai tempat untuk mengaso.

Cerita kiasan tentang Sang Tuan dan mandornya adalah kiasan bentuk nilai moralitas yang dinyatakan oleh sang Tuan dengan rasa cinta kasih yang tak berbatas walaupun Sang Tuan tahu akan ketidaksetiaan mandornya. Pengetahun Sang Tuan yang tak berbatas semesta dan kasih sayang yang tulus tak berujung harus mengasuh mandor picik yang mau diakui sebagai cendekiawan dengan hati yang penuh pamrih. Sang Tuan ini mengerti akan kehadiran mandor malas yang menjadi manja dan marah apabila kemalasannya tergugat. Ia pun tahu akan kedegilan hati mandornya sebab makanan yang dikunyah mengandung ragi kebencian, kemaruk dan penghianatan. Inilah dunia materi tempat  kehidupan berawal.    

Rumahmu adalah tubuhmu. Kemanapun kau arahkan dirimu menurut akal budimu iapun akan merentang jarak dan menyertaimu dengan setia. Selama nafas tetap bertempo, engkau ada dalam kedipan mata. Jika kau menyapa alam ia pun menjawabmu dengan hangat atau dingin tanpa sepatah kata. Jika air matamu mengalir ke sungai Tuhan, Ia pun akan mengganti hati yang remuk dengan iman dan dukacita dengan harapan, JIka Akal budi yang semestinya dipakai untuk membuat rumah yang indah mengapa   kau menggugatNya atas nama perasaan dan ilmu pengetahuan demi hak tanpa tanggung jawab.
Inilah Perjanjian dalam keabadian untuk suatu peradaban dalam waktu dan ruang fana.

MELIHAT yang LUAR BIASA DALAM KEBIASAAN

Mengapa Beberapa orang mampu mewujudkan apa yang mereka inginkan, dan yang lain tidak?
Apakah ada kunci rahasia untuk mengundang keajaiban ke dalam hidup Anda?


          Kita sering berkata, “ Jika saya melihat keajaiban, maka saya  mengubah hidupku!
 Apakah yang kita tunggu - pemisahan lautan? Keajaiban terjadi di sekitar kita setiap saat. Hidup itu sendiri adalah keajaiban; sebenarnya, kita sering menyebut kelahiran sebagai keajaiban. Mengapa kemudian, kita begitu mudah melupakan bahwa setiap orang di bumi adalah wujud keajaiban yang sedang terjadi sebagaimana diri kita sendir.

Satu-satunya perbedaan antara alam dan mukjizat adalah frekuensi. Jika matahari terbit hanya sekali dalam hidup maka kita akan bergegas keluar dengan kamera untuk menyaksikan keajaiban satu kali ini. Sebaliknya bola surgawi yang berapi-api naik di cakrawala, tetapi karena itu terjadi setiap pagi, dalam anggapan hal ini sebagai sesuatu yang "alami". 

Bukankah setiap nafas yang kita ambil, setiap gerakan yang kita lakukan, setiap serat kehidupan adalah serat keajaiban. Sebuah keajaiban yang sedang berlangsung; dan yang kita lupakan selalu karena menjadi "rutin." Satu alasan mengapa kita tidak melihat mukjizat adalah karena kita terganggu oleh perjuangan harian untuk bertahan hidup dan tanggung jawab serta kewajiban kita. Mereka menguasai kita dan dalam prosesnya membutakan kita dari melihat mukjizat di sekitar kita. Kebisingan hidup menenggelamkan suara mendasar dari apa yang seharusnya paling nyata bagi kita. 

 Untuk melihat keajaiban berarti menghargai yang tidak biasa di dalam yang umum, yang luar biasa di dalam yang biasa.

Ketika Anda dapat mengenali hal-hal yang tidak biasa dalam kehidupan biasa, semua kehidupan menjadi hidup. Semua yang Anda lakukan menjadi menarik. Anda menjadi kurang bergantung dan putus asa akan keajaiban luar untuk "menyelamatkan" Anda karena mukjizat berlimpah dalam setiap aspek kehidupan Anda. Iman dan hidup Anda adalah bagian dari hubungan dewasa yang Anda miliki dengan realitas yang lebih tinggi dari diri Anda sendiri, dan Anda menyadari bahwa mukjizat tertinggi adalah keberadaan kita sendiri.

Keajaiban alam tidak dapat ditemukan dalam kejadian sekali seumur hidup, tetapi dalam keteraturannya yang tanpa henti. Sedangkan setiap ciptaan manusia bersifat sementara, setiap bagian dari alam tidak terbatas, permanen, dan tidak dapat dijelaskan - dalam satu kata, ajaib.

Kita bisa menjelaskan banyak peristiwa, bahkan peristiwa yang "ajaib". Tetapi sekali lagi, pikiran yang baik bisa menjelaskan apa pun. Sama seperti  memiliki pilihan dalam segala hal yang dilakukan, anda dapat menggunakan pikiran untuk mencari keajaiban dalam hidup atau menolaknya. Hanya diri kita masing-masing yang akan mengetahui tingkat ketulusan yang digunakan untuk memahami hidup  dan menanamkannya dengan makna.

Melihat dengan jujur pada kehidupan, kita akan mengenali keajaiban di alam dan keajaiban alam itu sendiri. Anda akan mengenali pemeliharaan ilahi dalam semua aktivitas Anda. Anda akan belajar menghargai keajaiban hidup Anda sendiri - keberhasilan yang Anda miliki dan keajaiban hidup.

Dan akhirnya, dengan menyadari bahwa dunia di sekitar kita mengalami keajaiban dalam mukjizat, sebuah revolusi dari dalam. Sudah saatnya untuk mengakui bahwa dunia sedang menuju Penebusan - dan itu adalah pilihan Anda. Apakah akan menjadi bagian dari itu. ?

Tontonlah matahari terbenam yang indah. Dengarkan simfoni yang merdu,. Bau harum yang lembut. Rasakan aneka buah yang lezat. Mereka adalah panca indera yang mengalami estetika alam semesta. Seberapa peka kita “melihat,” “mendengar” dan mengalami aspek-aspek kehidupan kita yang lebih agung - yang tidak terlihat dan halus?

Jadi ketika mengamati dunia di sekitar kita, orang-orang, peristiwa dan pengalaman hidup kita, apakah yang seharusnya dicari? Ketika mencari esensi kehidupan apakah anda melihat hal penting yang penting bukan pada eksternal dangkal. Perspektif arus informasian bagaimana tak ada habisnya dan terus  menyerang indera kitabahkan ada yang mati rasa dan tak pernah tahu arti keajaiban


Salam Damai

ANUGRA ( Anu Gratis )

Salah satu kebijaksanaan yang terlihat sederhana namun sungguh teramat baik saat orang tua mulai mengajarkan anaknya untuk selalu berbagi berkat kepada saudara maupun teman. Ajaran yang terkesan biasa saja atau hanya untuk mengajar anak agar tidak pelit, sebenarnya mengandung makna kebahagiaan bagi anak itu di masa depan. Anak akan terbiasa menjadi seorang pemberi bukan sebagai penerima. Meskipun lebih mudah menjadi penerima daripada pemberi, memberi jauh lebih memuaskan daripada mengambil.

Latihan menjadi seorang yang mampu berbagi atau pemberi akan menjadi kebiasaan yang mengiringi pertumbuhan anak terbut. Kebiasaan memberi akan membuat anak tersebut menjadikannya semakin mengerti akan arti kebutuhan, mengerti makna solidaritast, makna kebersamaan bahkan lebih dalam dan jauh adalah memiliki rasa puas akan makna kehadirannya di muka bumi ini.

Persaingan hidup di jaman ini memaksa kita untuk menimbun segala sesuatunya menghadpi masa depan. Masa depan dalam pandangan kekinian adalah sebuah lorong gelap yang tidak jelas jarak dan arahnya. Masa depan atau masa tua adalah penderitaan, kesengsaraan dan kelemahan. Nanti makan apa ? tinggal dimana ? jika sakit tak memiliki uang tabungan bagaimana berobatnya ?
Memang tidak salah untuk berhemat sekarang dengan hidup sederhana agar di hari  tua masih tetap dapat menjalani hidup dengan wajar. Tidak salah pula memiliki tabungan untuk menyenangkan diri dengan berbagai hal.

Ketidakwajaran yang dimaksud adalah kecemasan.

Rasa cemas timbulkan perasaan tidak tenang dan menghilangkan rasa percaya akan pertolongan Tuhan. Bukankah Tuhan adalah Sang Arsitek Kehidupan ? Arsitek yang mengenali bayi sejak dalam kandungan ibunya dan mengetahui hingga seutas rambut berubah menjadi uban. Bukankah Tuhan itu selalu memberi tanpa pernah berharap untuk menerima imbalan atas apa yang telah diberi. Bukankah ini teladan sejati yang dinyatakakan, Ia memiliki hidup dan hidup itu diberi kepada manusia dan manusiapun selayaknya memberi hidup kepada sesamanya dan alam.
Mengapa takut untuk memberi hidup kepada sesama ? Bukankah hidup yang kita miliki ini adalah Anugra ( anu Gratis ).
Seperti ilalang sepadang yang terbakar habis oleh api dan angin, begitu pula rasa syukur itu akan terbakar habis oleh kecemasan akan masa depan.
             .           
Bumi tempat kita berpijak sungguh luar biasa, begitu luas dan beragam namun akal budi sanggup mengukur dan membedakan. Emosi begitu dalam dan tak terkira namun iman sanggup menjelajahi kedalaman emosi bahkan menemukan singgasana Tuhan.

21 Elul

PATUNG MUSA ; Bentuk Kesalahan penafsiran


Patung Musa adalah ringkasan dari seluruh monumen, yang direncanakan tetapi tidak pernah sepenuhnya disadari sebagai makam Julius II. Patung karya Michelangelo yang di beri nama "Moses" adalah salah satu patung paling terkenal dalam seni Barat. Ini menggambarkan Musa yang dengan mulia memegang loh hukum setelah turun dari Gunung Sinai untuk kedua kalinya. 

Apa yang salah dengan patung ini ? 
Musa memiliki dua tanduk di atas kepalanya! 
Selama berabad lamanya jutaan orang di seluruh dunia percaya bahwa Musa memiliki tanduk di kepalanya.

Keluaran 34:29 Ketika Musa turun dari gunung Sinai --kedua loh hukum Allah ada di tangan. Musa ketika ia turun dari gunung itu--tidaklah ia tahu, bahwa kulit mukanya bercahaya  oleh karena ia telah berbicara dengan TUHAN."

Kesalahan penafsiran akibat terjemahan menciptakan bentuk ekspresi keliru. Lebih fatal karena hal itu terjadi sebuah karya kolosal dari seorang pematung Michael Angelo.  Ayat yang menggambarkan Musa turun dari Gunung Sinai menggambarkan wajahnya bercahaya menggunakan kata karan קרן.  dalam bahasa Ibrani. Kata ini dapat dibaca keren (קֶרֶן) yang berarti "tanduk" jika tidak ada kejelasan tanda vokal yang mengikuti konsonan. 

karya seni yang tersohor ini hanyalah sebuah contoh dari konsekwensi kesalahan terjemahan pada Alkitab. 

18 Elul  
    

7 Hal Utama Kontemplasi Kaum Essene

1. "Diam dan ketahuilah bahwa Aku adalah Tuhan."

2. "Aku adalah hukum yang tak terlihat tanpa awal atau akhir."

3. “Semua penderitaan pria (dan wanita) disebabkan olehnya tanpa kita; karena apa yang ada di dalam kita tidak akan pernah membuat kita menderita. Tidak ada yang bisa hilang atau diambil. ”

4. “Hidup sebagai Budak adalah timbangan kebahagiaan menurut apa yang engkau harapkan terjadi.menimpa dirimu. Hidup menurut kehendak Tuhan adalah Pembebasan. ”

5. "Ketahuilah apa yang menjadi milikmu, dan apa yang bukan milikmu dan jika engkau menginginkan dan mencari yang bukan milikmu, maka engkau pasti kehilangan apa yang engkau miliki"

6. “Jika kamu akan memiliki hidup yang kekal, berpeganglah teguh pada kekekalan di dalam dirimu dan bukan pada bayang-bayang dunia dan manusia yang memiliki benih kematian.”

7. “Maka janganlah kamu menukar yang kekal dengan yang mati .”

“Carilah Tuhan dan hiduplah.” (Amos 5:4)”

ADA dan TIADA

Dua kata ini untuk para filsuf kondang merupakan akar perdebatan panjang yang  tak berujung pada kata sepakat. Sepakat dan tidak sepakat miliki nilai yang sama pada tema Ada dan Tiada. Pada awalnya Tiada menjadi Ada setelah Ada menjadi Tiada. Semakin rumit digambarkan dengan pernyatan  “ Ada adalah Tiada dan Tiada itulah Ada “

Mengutip lirik lagu yang dinyanyikan oleh January Christy “ … ada dan tiada hanya kata semata .. “ memang benar jika kita coba untuk membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia atau Wikipedia. Kita akan diperlihatkan makna kedua kata tersebut. Menyelami lebih dalam dari sekadar makna kedua kata tadi dan mendekatkannya pada realitas hidup maka kata Ada dan Tiada menjadi suatu nilai. Bumi tempat kita berpijak pada awalnya Tiada lalu bumi itu Ada namun setelah Ada bumi ini akan diTiadakan. Kitapun Tiada pada awalnya lalu Ada pada ruangnya dan akan Tiada oleh waktu. Pertanyaan yang timbul adalah apakah kita sebagai manusia hanyalah sebuah kata atau manusia sebagai nilai. Memang manusia hanya sebuah kata tetapi juga nilai sebab kata tanpa nilai atau makna adalah kegilaan sedangkan nilai tanpa kata adalah keheningan.

Manusia dituntut menjadi sebuah kata yang bernilai. Manusia mesti berakhir pada Kata yang tahu menilai makna Ada dan Tiada. Manusia tak pandang siapapun dia memiliki linimasa Tiada - Ada setelah Ada - Tiada. Namun apakah kita sebagai manusia paham akan nilai kita sebagai sebuah kata ?. Permukaan bumi ini terlalu luas bagi pengembaraan kita tetapi terlalu sempit untuk memaknainya. Jka kita datang dari Utara dan terus menyusur ke Barat hingga di Timur, kelak akan kembali ke Utara. Adakah nilai dari pengembaraan ini ? Apakah kelana panjang ditempat terbenamnya matahari telah kau temukan Ketulusan ? Ataukah di tempat bintang biduk berlabuh ada sekeranjang penuh kasih sayang. Apakah mungkin juga kau temukan Kebenaran saat matahari terjaga. Atau juga mungkin hanya cerita untuk diceritakan kembali sebagai pengalaman bertutur.

“ Isseng Alenu “

Penggalan kata bujak yang berasal dari daerah Bugis yang bermakna pengenalan diri, jauh lebih tegas dari polemik Ada dan Tiada para filsuf barat untuk menegaskan makna manusia dan kemanusiaanya. Kata yang disetarakan kepada manusia adalah nilai dan hakikat manusia itulah nilai kemanusiaan.
Sahabat, selamat berkelana.


16 Elul 

MELIHAT DIRI SENDIRI

Fenomena di sekitar kita ini adalah bagian dari cara Yang Maha Esa mengajarkan kita pelajaran tentang hidup. Sebagian besar orang, mengalami kesulitan mendengar atau tidaka dapat menerima kritikan dari orang lain. Apalagi hal itu menyangkut kepentingan atau pandangan utama dan keyakinan.  Alam dan lingkungan sekitar sebenarnya turut menyerukan kritikan dalam bentuk realitas yang secara bersamaan mencoba untuk melakukan kritik. Alam menyuarakan kritikan dengan menunjukkan kekurangan kita dengan menghadirkan kita pada lingkungan buruk maupun baik. Jika anda berada pada lingkaran peristiwa yang mengerikan terkadang hanya sanggup menggumam “ oh, betapa mengerikannya itu. “. Sebaliknya, jika hal itu merupakan suatu peristiwa menyenangkan serta kitapun menggumam dengan tanda seru bahagia. Namun dibalik kedua peristiwa ini adakah pesan moral yang harus sanggup kita cerna sebagai kesadaran diri dalam persepektif Hikmat dan Kebijaksanaan yang Tuhan anugerahkan.

 Anda adalah apa yang Anda lihat “

Hollocaust adalah ending dari pembantaian orang Yahudi yang tinggal di Jerman pada tahun 1930-an. Orang Yahudi yang hidup di Jerman tak pernah membayangkan kemampuan orang Jerman  untuk membantai dengan darah dingin kepada mereka. Hal ini dikarenakan orang yahudi yang tinggal di Jerman merupakan generasi yang terdidik dan taat beragama hingga dalam kehidupan kesehariannya mereka lebih eksklusif berkumpul hanya dengan golongannya. Pembataian massal terjadi sebagai kekejaman umat manusia tetapi bagi orang Yahudi yang tinggal di Jerman tidak mampu melihat hal ini sebagai cerminan diri sendiri sebab hal itu tak pernah mereka lakukan atau mampu lakukan secara pribadi.
  
Hal yang sama berlaku untuk kebaikan .
Banyak dari kita yang sinis karena kita tidak pernah bertemu orang yang benar-benar suci atau benar-benar murni. Jadi, kita tidak percaya bahwa itu mungkin terjadi karena itu bukan bagian dari pengalaman kita sendiri. Namun jika kita mau sediakan waktu untuk sejenak merenungkan kenyataan yang terjadi sebagai pesan moral dari Tuhan melalui alam dan lingkungan. Tentu dapat kita pahami ini sebagai bentuk refleksi kehidupan, sisi buruk atau sisi baik dari diri kita. Kita hadir ditengah lingkungan buruk yang keburukan itu tak pernah kita lakukan. Kita melihat kebaikan dan kesucian yang terjadi sebagai kemustahilan akal budi karena hal itu tak pernah kita pikirkan. Reaksi pertama yang sering terlihat adalah kita mulai menyimpulkan peristwa tersebut sesuai volume otak dan ujaran emosional. " Inilah Kenyataan dan Inilah Diri Anda " nampak dengan jelas dalam sebuah kritikan Tuhan melalui Alam dan Lingkungan.

Kenyataan alam dan lingkungan sarat kritik dan pesan moral untuk kita dapat introspeksi diri. Kita mesti waspada akan kejahatan, bukan kejahatan yang akan dilakukan orang lain tetapi kejahatan yang sanggup kita lakukan. Kita mesti bersyukur dan terus berkarya akan kenyataan hidup kita. Bukan untuk merayakan kesuksesan akan keberhasilan atau kesenangan yang orang lain rasakan. Kita diminta untuk menghambat sekaligus menumbuhkan, menghambat keingan jahat yang ada pada diri kita sekaligus menumbuhkan kebaikan sebagi pohon yang rindang bagi sesama. Kita diminta untuk Begerak dan Berdiam Diri, bergerak sebagai agen kebaikan yang terus menerus menyuarakan hal positif sekaligus berdiam diri pada rancangan buruk dari akal dan budi sehingga tidak terjadi tindakan yang merugikan diri kita atau orang lain


15 Elul  di Makassar         

KONSISTEN

Potensi anda tidak terbatas. anda tidak terikat oleh peristiwa masa lalu anda atau oleh suara negatif dari dalam (atau di luar) diri anda sendiri. Jika sepertinya anda tidak mampu memenuhi potensi anda ingat bahwa frustrasi adalah tanda bahwa Anda ingin berubah. Namun, menjembatani kesenjangan antara ingin berubah dan mengambil tindakan adalah problem kepribadian. Penawar yang paling mudah untuk menghadapi tantangan itu adalah dengan melakukan gerakanatau langkah kecil.
Berikut ini langkah kecil dalam tradisi spiritual Kabbalah yang berusia 4000 tahun.

Setiap Perjalanan Dimulai Dengan Satu Langkah
Pikirkan kembali kehidupan anda sendiri :
Kapan anda mencapai kesusksesan. Apakah ketika Anda masih bersama orang tua di rumah ? Apakah yang disediakan oleh orang tua untuk mendukung anda meraih sukses?. Atau apakah ketika anda telah meninggalkan rumah orang tua ? Lingkungan pengasuhan di rumah orang tua dapat menjadi sebuah Zona Kenyamanan. Lingkngan rumah dalam pengasuhan membuat nyaman untuk dijelajahi sebab dukungan dan fasilitas tersedia. Namun pada kenyataan tantangan nyata dan pertumbuhan yang sebenarnya - dimulai ketika Anda meninggalkan zona kenyaman anda. Tantangan dihadapi sendiri untuk mencapai potensi dan kualitas diri. Sikap bias dalam konteks pola lama dalam zona nyaman tentu akan berubah wujudnya saat anda tidak lagi berada pada zona nyaman.
Tinggalkan zona nyaman lalu membuka diri dalam sebuah perjalanan baru walaupun tanpa pedoman mutlak untuk mengarahkan hidup. Pemandangan baru adalah sebuah pengalaman untuk menyesuaikan diri di luar zona nyaman.

Kesuksesan itu tidak terjadi dalam sebuah lompatan besar tetapi ini adalah pergeseran internal kualitatif. Perjalanan yang diawali oleh sebuah langkah kecil dari masa lalu ke masa depan atau dari kebiasaan lama menuju kepada tatanan kualitas diri yang baru. yang baru.

Percobaan dan Kesalahan Memerlukan Pergerakan Kecil
Repetisi dapat diartikan sebagai perulangan atau mengulang-ulang. Repetisi tidak serta merta membuat anda sukses tetapi menjadi paham letak kesalahan dan keburukan.    Setiap bentuk perulangan - untuk menguasai seni, musik, bahasa atau olahraga - adalah proses selangkah demi selangkah. Tidak ada yang menjadi ahli dalam semalam. Dibutuhkan langkah-langkah berulang, belajar dari kesalahan, dan mengembangkan kebiasaan baik dan praktik terbaik untuk unggul  
Hal yang sama dengan perjalanan hidup, belajar dan tumbuh melalui proses selangkah demi selangkah, melalui trial and error. Pengalaman dan pelatihan, menguji berbagai pendekatan yang berhasil atau tidak berhasil tanpa sadar anda telah mengembangkan metode sukses untuk menavigasi tikungan dan belokan kehidupan.

Reach Your Soul
Pergeseran perilakulah yang perkenalkan keyakinan tindakan untuk menyesuaikan diri dengan kekuatan batin anda. Bagian yang tidak bercacat dari diri yang dikenal sebagai jiwa digabungkan dengan kesadaran batin yang tumbuh, keyakinan perilaku akan menginspirasi jiwa dan membuatnya menjadi hidup. Maka Anda benar-benar dapat mengakses potensi besar.

Ketika anda mengambil langkah-langkah kecil dapat secara perlahan beradaptasi dan mengasimilasi pendekatan yang sehat dengan belajar dari kegagalan dan keberhasilan.  Langkah-langkah kecil ini membantu membangun rasa percaya diri dan ketahanan Anda.
Jika saatnya nanti, anda menemukan keahlian dan bakat pribadi, kesuksesana mungkin akan mengejutkan diri sendiri dengan seberapa besar potensi diri yang benar-benar dapat Anda miliki.

"Langkah kecil yang dilakukan dengan konsisten akan hasilkan kesuksesan besar"

The Essene Path

Dalam konteks ini, sebagai Essenes, secara khusus diwajibkan untuk hidup harmonis dengan semua ciptaan dan untuk merasakan kesatuan transenden dunia.  Hal ini  merupakan tugas  yang penuh sukacita untuk berbagi dengan sesama manusia melalui teladan individu atau secara berkelompok dengan semua makhluk hidup. Fokus kaum Essene bukan hanya transenden pribadi, tetapi transendensi sosial dan spiritual bagi seluruh dunia. Dunia ini perlu kehidupan dengan tatanan moralitas dan spiritualitas yang diilhami dengan kesadaran akan kehadiran Tuhan (YHWH).  Itu adalah Kedushah “ atau mengalami kekudusan dalam segala hal. Ini adalah proses memasukkan dunia material dengan kehadiran rohani yang gamblang. Itu termasuk menyerah pada kehendak Tuhan, jadi kita dapat mengungkapkan kehendak Tuhan (YHWH) di muka bumi ini.

Ada bukti bahwa kaum Esseni kuno aktif berpartisipasi dalam pekerjaan mengajar bangsa-bangsa lain selain Yahudi. Misalnya, dalam 20 B.C.E., Talmud Yerusalem mencatat bahwa Menachem dari kaum Essene, memimpin 160 Essenes untuk menyebarkan "Perintah-perintah", atau "Ucapan" Nabi Nuh kepada Anak-Anak Nuh. The Noahide Ucterances adalah tujuh ucapan universal yang diberikan kepada Adam, lagi kepada Nuh setelah banjir, dan diulangi lagi sebagai bagian intrinsik dari wahyu Ilahi di Gn. Sinai. Ketujuh Ucapan Nuh adalah
Avodah Zarah
Birchat HaShem
Shefichat Damim
Gezel
Gilui Arayot
Dinim
Ucapan Nuh atau ajaran bagi anak- anak Nuh dicatat dalam Talmud Babilonia, Tractate Sanhedrin, dan Mishneh Torah dari Maimonides.
Mereka disebut jalan orang bukan Yahudi yang saleh. ”

Orang-orang non Yahudi yang saleh adalah orang-orang dari berbagai latar belakang agama dan budaya yang beresonansi dengan sumber dan perjanjian dari tujuh Ucapan Nuh ini mencakup jiwa-jiwa yang bersinar yang juga resonan dengan arketip Essene dan energinya. Ucapan Nabi Nuh dianggap sebagai perjanjian yang paling kuno dengan Tuhan (YHWH) yang menetapkan dasar untuk hidup dan bersukacita dalam kesadaran akan kehadiranNya. Cara Hidup Essene mengakui akar dan landasannya dalam Jalan Kabut Besar yang mistis, Kabbalistik, dan luar biasa. Essene Way adalah metafora kontemporer untuk hidup dalam normalitas yang terbangun menarik orang-orang yang berpikiran dari semua latar belakang spiritual dan ras untuk hidup dan bekerja bersama untuk “ Tikkun ha Nefesh “ (penyembuhan individu) dan “ Tikkun ha Olam “ (penyembuhan dunia).
Essene bukan ras atau agama, tetapi tingkat getaran kesadaran evolusioner.

Menurut ajaran Kabbalistik, Orang Yahudi Benar atau Anak-Anak Israel dan Orang-orang Non-Yahudi yang Benar atau Anak-Anak Nuh akan bekerja sama sebagai mitra yang setara dalam kerja sama dengan Tuhan untuk membawa penyembuhan dan transformasi planet serta kesiapan untuk zaman Mesianik. Ini adalah model kemitraan yang juga menghargai semua.
Essenes adalah organisasi spiritual egaliter tertua di dunia dengan pandangan kekinian melihat segala bentuk eksploitasi sebagai tidak menghormati Yang Ilahi dan bergerak menjauh dari Yang Ilahi dalam hidup seseorang.
Bukankah kita semua adalah anak-anak Tuhan, yang tidak pantas melakukan segala bentuk eksploitasi, apakah itu ekploitasi diri sendiri, sanak keluarga sendiri dan keluarga bumi yang hidup.

KEBAIKAN TUHAN adalah BERKAT ABADI


Manusia hadir  dan mewarnai kehidupannya dengan berbagai harapan, gagasan dan tindakan dan menjadi citra atau lukisan tentang dirinya. Ruang dan waktu bagi manusia adalah tempat untuk mengawali pergolakan hidupnya hingga iapun akan mengakhirinya. Lama atau cepat perjalan hidup  bukanlah ukuran yang pasti untuk menentukan kualitasnya sebagai manusia. tetapi keyakinan, kesetiaan dan ketaatan lah yang menjadikan manusia dapat dikatakan beradab. Dalam konsep etis, manusia harus setia dan taat pada keyakinan yang sudah dipilihnya untuk menjadi dasar dari semua tindakannya. Manusia berharap, manusia berpikir dan manusia bertindak semestinya merupakan suatu perwujudan nyata dari bentuk kesetiaan dan ketaatan atas pilihan keyakinan yang sudah dipilihnya.
  
Manusia dengan eksistensinya adalah mahluk yang berkehendakbebas mampu meretas hukum alam menjadi sebuah pengetahuan. Ia pun mampu meretas hukum kehidupan dengan prinsip sebab - akibat menjadi landasan berpikir dan menyelami dunia gagasan. Lalu bagaimana dengan spiritualitas manusia itu sendiri. apakah prinsip sebab-akibat juga yang menjadi rambu rambu untuk merubah rasa percaya menjadi sebuah ritus penyembahan ? 

Fondasi Yudaisme pada keyakinan spiritual sangatlah  berbeda dari kebanyakan agama dan keyakinan lain yang sudah ada di muka bumi ini. Makna Sang Pencipta dari Yudaisme yang beranggapan bahwasanya Tuhan  adalah Raja dalam Alkitab Ibrani adalah alegori bagi kita manusia untuk memahami bahwa kebaikan adalah aturan yang memerintah dari mana kehidupan memancar dan juga berkelanjutan. Dunia tidak diciptakan tanpa manfaat dan kebaikan apa pun. Orang Yahudi mengasimilasi Tuhan mereka bukan sebagai makhluk yang didefinisikan tetapi sebagai prinsip etik yang berkuasa dengan alasan bahwa kebaikan adalah penyebab dan tujuan Sang Pencipta. Dengan demikian dapatlah kita pahami bawa Sang pencipta adalah kebaikan itu sendiri yang tidak dapat berubah dalam kualitas kondisionalnya agar kebaikan itu berwujud nyata. Pandangan etis tentang kebaikan yang diberikan secara cuma-cuma dalam sebuah karya cipta bertujuan hanya untuk menghasilkan kebaikan. Dengan demikian kita memahami kebaikan lebih sebagai prinsip etika daripada sesuatu yang " diakibatkan " oleh "sebab" sehingga kualitas kondisional kebaikan tidak berubah apakah kebaikan menjadi penyebab atau kebaikan merupakan akibat menjadi nyata. Kita menjadi tahu arti kebaikan dalam berbagi momen dari suatu rentang masa ke masa lainnya 

Arti kebaikan inipun akan mengacu kepada hakikat kebaikan  itu yang telah kita lihat, imani dan harapkan. Sang Pencipta merupakan sebab - akibat dari hakikat kebaikan itu yang telah menciptakan begitu banyak kebaikan dengan tujuan utamanya adalah kebaikan. Israel diberkati dengan dipilih untuk hidup dengan prinsip etis primordial bahwa kebaikan juga ditakdirkan untuk menjadi berkat bagi seluruh umat manusia.
    


Ini akan terjadi pada diri kita begitu kita mengobarkan perang melawan sifat-sifat negatif dan memilih untu mengubah semua perilaku buruk sebagai sebuah bentuk kesadaran dan mulai mempengaruhi lingkungan di sekitar kita untuk mengganti perilaku yang jahat. 
Sebagaimana Tuhan, Sang Pencipta,  memerintahkan kita untuk hidup dalam tuntunanNya, melakukan segala kehendakNya dan merasakan kebaikanNya. 
Inilah berkat abadi   

" Sebab hidup adalah kebaikan sejati, aku tidak menanggalkanNya "