Mekanisme hidup membuat kebiasaan untuk mempertahankan diri menjadi sebuah sistem baku dalam pergaulan di lingkungan manusia berada. Saat berjumpa atau bercakap dengan orang lain ataupun keluarga terdekat, masing-masing individu menciptakan persepsi positif maupun negatif terhadap lawan bicaranya atau orang yang dijumpainya. Persepsi ini muncul oleh karena setiap individu membutuhkan makna dan nilai perjumpaan/percakapan tadi. Seringkali orang menganggap bahwa persepsi ini adalah hasil percakapan, bahasa tubuh lawan bicara, tanda-tanda fisik lawan bicara atau penampilan seseorang. Kenyataannya tidaklah demikian, dalam sebuah penelitian di University of Arkansas mengemukakan :
- sangat sulit bertemu seseorang tanpa menilai orang tersebut.
- Perilaku " alam bawah sadar " memiliki bahasa tersendiri dan saling menilai
- Otak terbiasa jadi hakim berdasar informasi perilaku bawah sadar
- Ada 7 hal yang dapat terdeteksi oleh alam bawah sadar :
Sikap Tidak Menghargai
Sikap tidak menghargai orang lain dapat terdeteksi melalui perilaku seseorang terhadap orang yang dianggapnya lebih kecil ( gelandangan, pengemis, dll ) , miskin ( status sosial, keningratan, dll ), rendahan ( pelayan, penjaja barang, dll ).
Kebanyakan orang bersikap tidak sewajarnya saat bertemu dengan orang yang dianggap lebih tinggi derajatnya dari dirinya. Penelitian membuktikan bahwa seorang sikap karyawan dan gaya berbicaranya sangat berbeda waktu berhadapan dengan manajer perusahaan, Sikap dan gaya bicaranya pun berbeda jika berhdapan dengan office boy.
Antusias
Dalam suatu percakapan atau perjumpaan akan tercipta kualitas dan kuantitas percakapan antar individu. Terjadi interupsi percakapan saat anda secara berulang-ulang memberi perhatian terhadap benda bawaan seperti handphone, tablet, sisir dan lain-lain.
Dering telepon dapat menginterupsi percakapan. Sikap tergesa-gesa turut menimbulkan kesan tidak memiliki rasa antusias dalam percakapan atau perjumpaan ini. Interupsi percakapan, dapat mengakibatkan beralihnya topik percakapan dan penilaian negatif dari lawan bicara.
Gugup
Kepribadian kaum perfeksionis memiliki kecenderungan untuk merasa gugup. University of Michigan menyimpulkan bahwa seorang perfeksionis saat mengalami frustrasu dan bosan akan terlihat gugup, kewalahan dan tidak terkontrol. Gerakan tambahan saat bercakap seperti menjentikkan kuku, mengusap-usap wajah, mengelus rambut dan lainnya adalah indikator gugup dan harapan yang besar atas hasil percakapan itu.
Jabat Tangan
Pandangan umum mengasosiasikan jabat tangan yang lemah berarti kurangnya kepercayaan diri dan sikap lesu. Memang harus diakui bahwa tidak selamanya jabat tangan yang erat menandakan kualitas dan kompetensi seseorang. namun masalah jabat tangan terlalu sering dijadikan penilaian khusus menyangkut kepribadian seseorang.
Terlambat
Terlambat hadir menyebabkan orang berpikir bahwa anda kurang hormat, sikap menunda, malas atau tidak tertarik. Bertentangan dengan persepsi ini pakar psikologi Jeff Conte dari San Diego State University mengatakan keterlambatan juga dapat terjadi karena seseorang memiliki tugas ganda dan hanya memberi waktu yang tersisa.Kontak Mata
Kontak mata malambangkan keseimbangan dan kesungguhan, Penting bagi seseorang dalam satu percakapan mempertahankan kontak mata. Jika anda mampu lebih kurang 60 % melakukan kontak mata dalam percakapan hampir dapat dipastikan asumsi penilaian lawan bicara anda positif. Anda membangun suatu komunikasi dengan serius dan agresif. Studi menyatakan bahwa adalah kunci utama dalam percakapan untuk merubah nilai nilai sebelumnya yang telah terhakimi di otak lawan bicara anda.Ke tujuh hal yang tercatat diatas terlihat sepele. Seringkali aktivitas keseharian membuat orang lain dapat " mengadili kepribadian " anda. Tentulah akibat alam bawah sadar lawan bicara anda melakukan penilain dan kesimpulannya sendiri. Alam bawah sadar dari lawan bicara anda dengan bahasanya sendiri mengrim impuls penilaian ke otak untuk melakukan analisis. Keraguan dan rasa tidak aman sebagai integral kepribadian dari lawan bicara anda akan member nilai positif atau negatif terhadap seluruh keadaan anda saat di temuinya.
Sebaiknya untuk menghindar dari penilaian yang subyektif sifatnya perlu juga di awal pertemuan anda bertanya kepada lawan bicara anda hal-hal menyangkut kesehatan dan kondisi saat ini. Jangan membiasakan diri anda untuk mengadili kepribadian seseorang hanya berdasarkan asumsi otak yang pada hakikatnya terbiasa menghakimi.
No comments:
Post a Comment