ESTETIKA

Estetika dalam rangka bangun epistemologi menjadi studi tentang sensori-emosional dan subjektif. Objek estetika lebih condong kepada pengamatan suatu karya seni sebagai sebuah proses terciptanya karya seni tersebut dan bagaimana orang lain menikmati atau menggunakan karya seni tersebut. Estetika sebagai bidang keilmuan akan menutup percakapannya tentang sebuah karya seni dengan mengapresiasi karya tersebut.

Estetika ini berkembang di abad ke 18 dengan definisi bidang keilmuan yang secara khusus mengamati suatu karya seni sebagai " Refleksi Kritis terhadap Seni, Budaya dan Alam ". Beberapa sarjana bidang estetika merujuk keilmuan ini pada seperangkat prinsip kesenian dalam sebuah pola terukur dan akurat. Terukur yang dimaksud adalah sebuah karya seni dapat memberi manfaat pada penikmatnya sedang akurat yang dimaksud adalah sasaran penciptaan karya seni harus tepat pada sasaran dan tujuan seni itu diciptakan.

Perhelatan argumentasi menjadi tak terelakkan mengenai Gagasan (ide) dan Ekspresi sebuah karya seni.  Pertanyaan sederhana tentang dari mana gagasan sebuah karaya seni  berasal dan mengapa ekspresi gagasan harus menunggangi emosi hingga tak jarang mengesankan gagasan yang dirahasiakan. Kedua pendapat diatas memang merupakan duta jaman dimana mereka bergagasan dan berpendapat. Pada argumentasi pertama Seni berada dibawah pengaruh  politik kekuasaan dan seni mesti menyasar pada keutuhan dan kebesaran pemerintah dalam upaya propaganda. Argumen kedua melihat seni sebagai sebuah karya yang ditujukan bagi seni itu sendiri tanpa harus melibatkan aspek-aspek politik, ekonomi dan lain sebagainya.

 

Seni memang tidak harus presisi dan tematis tetapi eksprisif dalam unsur kebebasan. Estetika mestinya tampil sebagai pengadilan adil bagi konsep " Logis, Emosi dan Rasa ". Jika diatas telah disinggung tentang seni, budaya dan alam mala dapat disimpulkan bahwa karya seni itu adalah " Pengetahuan dan Ekspresi Mutlak ".

Penjelajahan atas sebuah karya seni sebenarnya diawali oleh pencitapnya. Alam sebagai media yang secara terus menerus mempengaruhi para pencipta karya seni akan membentuk emosi dan rasa sebagai pengalaman dan kesadaran. Pada terminologi pengalaman dan kesadaran itulah logis berperan sebagai dasar ekspresi atau tindakan yang spontan untuk merefleksikan imajinasi.
Estetika sebagai rangka-bangun pengetahuan diharapkan dapat fleksibel menilai sebuah karya seni sebab tak jarang emosi yang tertuang dalam sebuah karya seni dimampatkan oleh kekakuan prinsip-prinsip berkesenian.

 


No comments: